Karya Tulis Ilmiah Remaja
Membuat Tahu Sumedang
Disusun oleh : Ignatius Adi
SMA MARDI YUANA DEPOK
2010/2011
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Karya tulis ini dipersembahkan untuk seluruh pelajar SMA Mardi Yuana Depok, Ibu Maria Padmi selaku pembimbing pengembangan diri KIR, anggota pengembangan diri KIR dan Kepala sekolah SMA Mardi Yuana
MOTTO :
"Kesuksesan adalah 1% keberuntungan dan 99% usaha"
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan YME karena dapat menyelesaikan karya tulisnya yang berjudul "Membuat Tahu Sumedang" dan penulis juga bersyukur kepada Tuhan YME karena telah memberikan ide-ide kepada penulis untuk menulis karya ini.
Tahu Sumedang adalah salah satu makanan yang paling banyak digemari oleh masyarakat Indonesia, karena tahu tersebut rasanya enak, gurih, dan sesuai dengan kantong masyarakat Indonesia. Buku ini terdiri dari: sejarah tahu Sumedang, bahan baku tahu Sumedang, cara membuat tahu Sumedang, pengemasan tahu Sumedang, dan cara menyimpan tahu Sumedang yang benar.
Penulis mengucapkan terima kasihnya kepada Tuhan YME karena telah diberi kesempatan untuk menulis karya tulis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga, guru pembimbing, dan teman-teman atas dukungan yang diberikan.
Penulis juga meminta maaf bila ada kesalahan kata-kata atau cara penyampaian suatu informasi. Penulis juga meminta maaf atas kesalahan-kesalahan lainnya, "karena di dunia ini tiadalah yang sempurna". Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Depok, 19-05-2011
Daftar Isi
Halaman Judul
Halaman persembahan dan motto
Halaman pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
- Latar Belakang
- Tujuan Penulisan
- Rumusan Masalah
- Metode Penelitian
- Sistematika Penulisan
Bab 2 Pembahasan
- Sejarah Tahu Sumedang
- Bahan Tahu Sumedang
- Cara Membuat Tahu Sumedang
- Pengemasan
- Penyimpanan
Bab 3 Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kami memilih topik ini karena topik ini jarang sekali diperbincangkan oleh masyarakat awam sehingga kami berinisiatif untuk mengangkat topik ini agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
- Tujuan Penulisan
Kami bertujuan untuk menambah wawasan sehingga informasi yang disampaikan karya tulis ini dapat bermanfaat di masa mendatang.
- Rumusan Masalah
Pembaca dapat mengetahui tentang Tahu Sumedang, baik dari sejarah, bahan baku, proses pembuatan, cara pengemasan hingga cara penyimpanan yang benar.
- Metode Penelitian
Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan metode wawancara dan literatur. Penulis memilih kedua metode ini karena metode ini lebih mudah dibandingkan dengan metode pengamatan langsung.
- Sistematika Penulisan
Karya tulis ini dibagi menjadi 3 bab. Bab pertama, berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan. Bab kedua, berisi tentang sejarah tahu sumedang, bahan baku tahu sumedang, cara pembuatan, cara pengemasan serta cara penyimpanan yang benar. Bab ketiga, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB 2
PEMBAHASAN
- Sejarah Tahu Sumedang
Pertama kali dikenalkan oleh emigrant dari Cina yang bernama Ong Kin No pada tahun 1900-an. Ong Kin No membuat tahu di kota Sumedang untuk mengenang kebiasaan di kampong halamannya. Kelezatan tahu buatan Ong Kin No kemudian mulai dikenal. Sejak saat itu, ia menjadi pembuat dan penjual tahu.
Perkembangan tahu sumedang kemudian lebih pesat pada generasi kedua setelah ditangani oleh putranya Ong Kin No, yaitu Ong Bung Keng. Tahunya pun dikenal dengan nama tahu bungkeng. Tahu tersebut terkenal khususnya di daerah Priangan dan Jawa. Tahu bungkeng masih tetap popular walaupun tahu sejenis sudah banyak bermunculan di kota Sumedang dan bahkan di Jawa Barat dan luar Jawa Barat.
Tahu sumedang yang benar adalah tahu yang dijajakan dalam bentuk sudah di goreng, tidak pong, atau tidak kosong, dan masih berisi sari kedelai yang masih putih. Sari kedelai tersebut memberikan rasa khas perpaduan rasa kulit tahu yang sudah kering digoreng dan bagian dalam yang tidak kering. Tahu sumedang mempunyai kulit luar yang berbintik-bintik atau curintik (Bahasa Sunda) yang khas membedakan dari jenis tahu lainnya.
- Bahan Tahu Sumedang
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu sumedang umumnya sama dengan pembuatan tahu jenis lainnya. Perbedaannya yaitu jenis bahan penggumpal yang digunakan. Pada tahu sumedang menggunakan larutan sisa penggumpalan atau yang lebih populer disebut dengan biang atau dalam bahasa bidang teknologi pangan disebut dengan whey. Bahan untuk membuat tahu sumedang 80 ancak sebagai berikut.
- Kacang kedelai 100 kg
- Air untuk proses 4000 liter
- Larutan biang 350 liter
- Minyak goreng 20-25 kg
- Bawang putih secukupnya
- Kemiri secukupnya
- Air untuk bumbu 30 liter
- Garam kasar 2 liter
- Cara Membuat Tahu Sumedang
- Pembuatan Sari Kedelai
- Bersihkan biji kedelai dari kotoran atau benda asing seperti kerikil, pasir, sisa tanaman, kedelai pecah, berlubang, busuk, dan berjamur. Pembersihan bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau alat penampi.
- Rendam kedelai dalam ember atau baskom plastik. Perbandingan kedelai dan air sebesar 1:2. Rendam kedelai selama 3-5 jam atau cukup 1-2 jam bila digunakan air hangat sekitar 550C. Bila suhu lebih dari 550C, rendemen tahu akan berkurang karena protein terdenaturasi (menggumpal).
- Bersihkan kedelai yang direndam dari kotoran yang tersisa, lalu bilas dengan air bersih dan tiriskan.
- Giling kedelai hingga menjadi bubur sambil tambahkan air sedikit demi sedikit. Debit air dari kran sekitar 1 liter per 2 menit. Tampung bubur kedelai dalam wadah atau tempat yang tidak karat, misalnya wadah plastik, alumunium atau stainless steel.
- Masukkan bubur kedelai ke dalam air yang mendidih sambil tetap dipanaskan.
- Aduk, siram air dingin sekitar 3 liter, atau tambahkan minyak goreng sisa hari sebelumnya sebanyak 0,5 liter untuk mengatasi timbulnya busa saat perebusan. Masak atau rebus bubur kedelai sampai kelihatan cukup matang. Cirinya, bubur kedelai berwarna kuning pucat.
- Angkat dan saring bubur kedelai yang telah matang. Proses penyaringan dibantu dengan penambahan air panas sekitar 100 liter per gilingan pada ampasnya hingga diperoleh air penyaringan jernih. Adapun ampas bubur kedelai dimasukkan ke dalam karung bekas kedelai.
- Penggumpalan dan pengendapan
- Tambahkan larutan biang ke dalam sari kedelai yang masih panas di dalam tahang sebanyak 35 liter per gilingan sampai merata.
- Aduk campuran dengan arah tetap sampai terbentuk endapan atau menggumpal. Biarkan gumpalan sari kedelai turun dan mengendap ke dasar tahang selama 5-15 menit.
- Pisahkan gumpalan sari kedelai di dasar tahang dari cairan sisa penggumpalan (whey tahu). Caranya, ayakan bamboo yang dilapisi kain saring dibenamkan. Selanjutnya, ambil (ciduk) cairan sisa gumpalan dengan alat berbahan antikarat atau ember plastik.
- Tampung sebagian cairan sisa dalam drum plastik untuk tahu hari berikutnya. Sisa cairan dapat pula dibuat nata de soya.
- Pencetakan dan pengepresan
- Hancurkan gumpalan sari kedelai dengan cara diaduk searah perlahan-lahan didalam tahang. Masukkan gumpalan sari kedelai kedalam cetakan yang beralaskan kain sari halus.
- Tutup bagian atas permukaan sari tahu dengan kain saring, lalu letakkan papan penutup serta pemberat di atasnya. Biarkan 10-15 menit gumpalan sari kedelai memadat dan airnya menetes melalui lubang cetakan.
- Pemotongan dan Penggorengan
- Angkat tahu dari cetakan bila sari tahu sudah memadat. Cirinya, air yang menetes dari cetakan sedikit.
- Letakkan tahu di ancak bambu sambil dibalik permukaannya.
- Potong tahu setelah memadat betul dengan ukuran sesuai selera. Cirinya, tahu bila dipegang keras dan dingin.
- Rendam potongan tahu mentah dengan ancaknya ke dalam bak rendaman berisi larutan bumbu selama 5-10 menit. Angkat dan tiriskan tahu mentah dari bak rendaman.
- Goreng tahu setelah dingin dan airnya tiris. Penggorengan menggunakan minyak goring dalam jumlah banyak dan sudah panas dengan menggunakan api yang besar.
- Simpan tahu goreng setelah cukup matang di rak-rak pendingin.
- Masukkan tahu ke dalam keranjang bambu atau platik poliprophilen (pp). Tahu siap dipasarkan oleh pedagang keliling atau pedagang yang sudah mempunyai pangkalan tersendiri.
- Pengemasan
Perubahan mutu bahan pangan dan produk olahan merupakan penyusutan kualitatif. Bahan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak lagi dikonsumsi. Cirinya, bahan pangan telah mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi, atau tidak aman lagi dikonsumsi.
Jenis penyusutan lainnya yaitu penyusutan kuantitatif. Kehilangan jumlah atau bobot baik karena penanganan yang kurang baik maupun karena gangguan biologis (serangan hama). Susut kualitaf dan kuantitatif sangat berhubungan dalam proses pengemasan. Gangguan yang paling umum adalah kehilangan atau perubahan kadar air, pengaruh gas, dan cahaya.
Fungsi kemasan secara umum yaitu sebagai berikut.
- menjaga produk bahan pangan terhadap kotoran dan kontaminasi lain sehingga tetap bersih.
- Melindungi makanan terhadap kerusakan fisik, perubahan kadar air dan penyinaran.
- Mempunyai fungsi yang baik, efisien, dan ekonomis khususnya selama proses penempatan makanan ke dalam wadah kemasan.
- Mempunyai kemudahan dalam membuka atau menutup dan memudahkan dalam tahap penanganan, pengangkutan, dan distribusi.
- Menampakkan identifikasi, informasi, dan penampilan yang jelas agar dapat membantu promosi.
Informasi yang harus dicantumkan pada label diantaranya :
- Nama makanan (nama produk)
- Komposisi
- Isi netto
- Nama dan alamat pabrik (importir)
- Nomor pendaftaran
- Kode produksi
- Tanggal kadaluarsa
- Petunjuk penyimpanan
- Petunjuk penggunaan
- Nilai gizi
- Tulisan atau pernyataan khusus
Dalam pencatuman tanggal kadaluwarsa pada label, produsen harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
- Sifat produk pangan
- Cara produksi
- Sifat bahan pengemas dan tekniknya
- Cara penyimpanan yang diinginkan
- Tersedianya fasilitas penyimpanan pada sarana distribusi
- Penyimpanan
Disarankan tahu sumedang disimpan pada ancak di rak penyimpanan tahu goreng, sebaiknya ancak ditutup rapat. Tahu yang disimpan pada ancak tersebut tidak boleh ditumpuk banyak dan tidak beraturan. Lama penyimpanan pada ancak tidak boleh lebih dari 12 jam karena akan mempercepat proses kerusakan tahu. Sebelum 12jam, tahu goreng harus segera dibuka dan segera dipasarkan. Adapun untuk penyimpanan di tempat dingin dan kering (cooler), tahu sumedang memiliki daya simpan 3-4 hari.
BAB 3
Penutup
- Kesimpulan
Karya tulis ini menjelaskan tentang sejarah tahu sumedang, bahan baku, cara pembuatan, cara pengemasan serta cara penyimpanan. Dengan demikian, wawasan dan pengetahuan kita semakin bertambah luas.
- Saran
Karya tulis ini mudah dimengerti dan memberikan informasi dasar tentang Tahu Sumedang, sehingga makalah ini dapat dibaca dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Jeffery Hansen, How to Make Tofu, www-2.cs.cmu.edu, 1999.
Sarwono, B. dan Saragih, Y.P., Membuat Aneka Tahu (Jakarta: Penebar Swadaya, 2001).
Shurtleff dan Aoyagi, The Book of Tofu (Brookline, Massachusetts: Autumn Press, 1976)